Selasa, 20 Desember 2011

KOPI ASIN
"Susahnya mengetahui karakter dan sifat seseorang"


LELAKI itu bertemu dengan gadis di sebuah pesta. Gadis yang menakjubkan. Banyak laki-laki yang berusaha mendekatinya. Lelaki itu sendiri hanya orang biasa. Tidak ada seorang gadis pun yang memedulikannya.

Ketika pesta telah selesai, lelaki itu mengundang sang gadis untuk minum kopi bersamanya. Walaupun terkejut dengan undangan yang mendadak, si gadis tidak mau mengecewakan lelaki itu. Mereka berdua duduk di sebuah kedai kopi yang begitu nyaman.

"Cepat katakan sesuatu. Aku ingin segera pulang," kata si gadis dalam hatinya.   

Tiba-tiba, si lelaki berkata kepada pelayan, "Tolong ambilkan saya garam. Saya ingin membubuhkannya dalam kopi saya." 

Semua orang memandang aneh kepada lelaki itu. Mukanya mendadak menjadi merah, tapi dia tetap mengambil dan membubuhkan garam dalam kopi serta meminum kopinya.

"Kebiasaanmu sangat aneh." Si gadis bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.

"Saat masih kecil, aku tinggal dekat laut. Aku sangat suka bermain di laut, aku dapat merasakan laut: asin dan pahit. Sama seperti rasa kopi ini," jawab si lelaki, "sekarang, tiap kali aku minum kopi asin, aku jadi teringat akan masa kecilku, tanah kelahiranku. Aku sangat merindukan kampung halaman, rindu kedua orang tuaku yang masih tinggal disana," lanjutnya dengan mata berlinang.

Si gadis begitu terharu. Penuturan si lelaki sangat menyentuh hatinya, perasaan yang begitu dalam dari seorang laki-laki yang mengungkapkan kerinduan akan kampung halamannya. Ia pasti seorang yang mencintai dan begitu menghargai rumah dan keluarganya. Ia pasti mempunyai rasa tanggung jawab akan tempat tinggal dan orang tuanya. Kemudian, si gadis memulai pembicaraan. Ia mulai bercerita tentang tempat tinggalnya yang jauh, masa kecilnya, keluarganya. Itu pembicaraan yang sangat menarik bagi mereka berdua. Hal itu merupakan permulaan yang sangat menarik bagi mereka berdua. Hal itu merupakan permulaan yang indah dari kisah cinta mereka. Si gadis menyadari bahwa si lelaki adalah lelaki idamannya. Si Lelaki begitu toleran, baik hati, hangat, dan penuh perhatian. Simpulannya, ia adalah lelaki baik yang hampir diabaikan begitu saja. Untung ada saja kopi asin!

Seperti setiap kisah cinta yang indah, sang putri menikah dengan sang pangeran dan mereka hidup bahagia. Begitulah lelaki dan gadis itu akhirnya menikah. Setiap kali ia membuatkan suaminya secangkir kopi, ia membubuhkan sedikit garam di dalamnya karena ia tahu itulah kesukaan suaminya. Setelah empat puluh tahun berlalu, si lelaki meninggal dunia. Ia menitipkan sepucuk surat bagi istrinya.

"Sayangku, maafkanlah aku. Maafkan kebohongan yang telah aku buat sepanjang hidupku. Ini adalah satu-satunya kebohonganku: tentang kopi asin. Kamu ingat kan saat kita kali pertama berkenalan? Aku sangat gugup waktu itu. Sebenarnya, aku menginginkan sedikit gula. Namun aku telah mengatakan garam. Waktu itu, aku ingin membatalkannya, tapi sudah terlanjur. Maka, aku biarkan saja semuanya. Aku tidak pernah menyangka hal itu akan menjadi awal pembicaraan kita. Aku telah mencobanya beberapa kali dalam hidupku, tapi aku begitu takut untuk melakukannya karena aku telah berjanji untuk tidak menyembunyikan apa pun darimu. Sekarang, saat kau membaca surat ini, aku sudah tiada. Tidak ada lagi yang perlu aku bimbangkan, aku akan mengatakan hal ini kepadamu : Aku tidak menyukai kopi yang asin. 

Tapi sejak aku mengenalmu, aku selalu minum kopi yang rasanya asin sepanjang hidupku. Aku tidak pernah menyesal atas semua yang telah aku lakukan kepadamu. Aku tidak pernah menyesali semuanya. Dapat berada di sampingmu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Jika aku punya kesempatan untuk menjalani hidup sekali lagi, aku tetap akan berusaha mengenalimu dan menjadikanmu istriku walaupun aku harus minum kopi asin sepanjang hidupku."

Sambil membaca, air mata si gadis membasahi surat itu.

Suatu hari, seseorang bertanya kepadanya, "Bagaimana rasa kopi asin?"

Si gadis dengan mantap menjawab, "Rasanya begitu manis"

 " Nilai Manusia  bukanlah bagaimana ditentukan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup. Bukan apa yang diperoleh, melainkan apa yang diberikan " 


 ( Sumber : Soulburger - Anthony Mohammed Robbins )

Rabu, 07 Desember 2011


FOTO KITA DI MATA TUHAN

Seorang artis sedang dirundung malang. Karena lama memakai narkoba, ia terserang penyakit AIDS. Kini, ia terbaring lemah di rumah. Seorang temannya mencoba menghibur dan menguatkan imannya. Namun, karena merasa memiliki banyak dosa, si artis tidak mengacuhkannya. Ia pun berputus asa.

"Aku banyak dosa," katanya memelas. "Aku telah menghancurkan hidupku dan banyak orang di sekitarku. Kini, aku akan disiksa di neraka. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan"

Dari sisi tempat tidurnya, si teman melihat sebuah potret gadis kecil yang cantik terpigura di atas meja.

"Ini foto siapa?" katanya.

Mendengar pertanyaan itu si artis antusias. Semangat hidupnya bangkit kembali.

"Itu foto putriku. Dialah mutiara kehidupan. Ia satu-satunya yang indah dalam hidupku."

"Apakah kau akan menolongnya bila ia mendapat kesulitan atau melakukan kesalahan? Maukah kau memaafkannya? Apakah kau masih menyayanginya?"

"Tentu saja, " jawab si artis bersemangat. "Aku akan lakukan apapun demi dia. Mengapa kau bertanya begitu?"

"Aku ingin kau tahu,"  jawab sang teman. "Tuhan juga memiliki foto dirimu di atas meja-NYA"

Wajah artis itu terkesiap. Sudah terlalu lama dia tidak mendengar kata Tuhan, apalagi mengucapkannya.

*********************************************************************

Sastrawan Rusia, Leo Tolstoy, dalam karyanya, LAST DIARIES, pernah menulis "Anda selalu saja berpikir tentang orang lain, padahal Tuhan selalu memikirkan Anda."

Tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni oleh Tuhan, kecuali Anda sudah tidak sempat melakukan taubat atas dosa tersebut. Betapa tidak, dosa apa yang akan mengurangi kemuliaan-NYA? Tidak peduli berapa kali Anda jatuh, yang terpenting adalah berapa kali Anda bangkit setelah Anda jatuh.

( Taken from : Soulburger, Kunjungan Tuhan, Anthony Mohammed Robbins )