DRAMA “PENGEJARAN KERETA”
Ada yang pernah liat
trailer-trailer film semacam AADC, dimana si Cinta
sedang mengejar pesawat untuk bisa mengutarakan perasaannya ke Rangga, dengan
segala cara ditempuh agar tidak ketinggalan pesawat. Naahhh.... Sepertinya aq
mengalami hal yg hampir serupa, bedanya yang ini bukan pesawat, alat
transportasi ini lebih merakyat, yakni Kereta Api. Hmmm... Ceritanya begini...
Ceritanya berawal dari
ketertarikan saya untuk mengikuti Trip Jalan-jalan yang dikoordinir oleh
seorang Blogger, Bagpacker & Desain Grafis hebat bernama Aliya Muafa.
Blognya yang sangat delicious membuat siapapun yang membaca pasti tertarik
untuk melakukan Jalan-jalan.
Trip ini diberi nama “EXPLORE JOGJAKARTA” menjelajahi objek wisata pedalaman yang belum banyak ter-ekspose banyak
media. Tadinya direncanakan untuk menggunakan kereta Progo jurusan Yogyakarta,
namun dikarenakan kehabisan tiket maka rombongan kami naik kereta Serayu
jurusan Kroya.
Lima April Dua Ribu Dua Belas,
pukul 20.50, Pasar Senen. Itulah jadwal meeting point keberangkatan menuju
Yogyakarta, transit Kroya. Pukul 18.00 saya yang tidak biasanya pulang cepat
ini sudah mengantri di mesin Absensi. Sesampai di kost, pukul 18.30 langsung dan berganti baju, kira-kira pukul
19.00 cabut dari kost menuju Kebon Nanas untuk mencari mobil ke Senen, bagi
saya ini satu-satunya cara tercepat ke Senen.
Sesampai Kebon Nanas pukul 19.16,
dan saya agak khawatir karena mobil yang saya tumpangi baru terisi 10% saja,
belum ada 10 orang, feeling saya ini pasti masih ngetem lama. Saya yang
kecapekan, 2 hari begadang (Nonton Barca Vs Milan, dan hari berikutnya ke acara
Kick Andy, dimana pulangnya pukul 00.30, lanjut packing s/d pukul 02.00 dini
hari), ketiduran di bis. Saya kaget ternyata waktu saya terbangun waktu
menunjukkan 19.45 dan mobil belum berangkat. Oh my God... Jam berapa ini nanti
sampai???
Pukul 20.00 bisnya berangkat
juga, saya coba membesarkan hati, menjauhkan kekhawatiran, bahwa biasanya saya
ke Senen, maksud saya Pasar Baru, hanya ditempuh setengah jam, dan saya segera
memberitahukan kepada Mbak Aliya yang sudah sampai di Senen, bahwa saya sudah
berangkat, kira-kira sampai Senen pukul 20.30.
Ternyata exit tol Tomang, terjadi
kemacetan yang amat parah, mobil bergerak sangat lambat, hingga kawasan Roxy.
Pukul 20.30 masih di Roxy, saya segera mengabari Mbak Aliya, “Mbak Ale, :(” dengan icon sedih,
tanpa kata-kata, “Ada apa Pur? Sekarang udah dimana?” “Roxy Mbak,,, Macet..”
“Sudah turun saja cari ojek..”
Terjadi kepanikan mengambil
keputusan apakah akan diteruskan atau turun saja... Saya coba bertanya kepada
kenek Bis, apakah bisa sampe Senen tepat waktu dan tidak ketinggalan kereta?
Sang kondektur menjawab “Masih bisa, duduk lagi saja”. Dan saya pun duduk lagi,
yah... jalanan mulai lancar sebentar. Namun, sampai Harmoni, terjadi lagi
kemacetan, dan waktu menunjukkan 20.40. Saya sudah merasakan kepanikan yang
cukup tinggi, sepertinya tidak akan sampai jika tetap di bis. Tapi... sejauh
ini belum saya temukan pangkalan ojek, akhirnya saya putuskan untuk turun di
Pasar Baru dan mencari ojek...
Sepuluh menit... itu yang saya
butuhkan sebelum ketinggalan kereta. Yang benar saja... ini sudah seperti
berlomba denga waktu.... “Bang ojek Senen Bang... Sepuluh menit harus sudah sampai!!
Kalau tidak saya ketinggalan kereta.”
Saya sendiri sebenarnya tidak
tahu pasti jarak Pasar Baru – Senen apakah bisa ditempuh dalam sepuluh menit,
tapi itulah waktu yang saya punya.. Hanya Sepuluh menit!!!
Si Abang Tukang Ojekpun langsung
tancap gas... Lalu.. tidak lama kemudian sampailah kami di Stasiun Senen. Aku
pikir, sepertinya waktu yang ditempuh tidak ada sepuluh menit.
Terang saja.. Sesampai Stasiun
Senen, saya tanya ke Penjaga Stasiun, “Apa Kereta Serayu sudah datang??” “Sudah
mbak... Tujuh menit lagi berangkat...”
Oh My God... Thanks a lot..
Alhamdulillah... Pengejaran kereta ini berbuah hasil, tidak mengecewakan.
Betul-betul menguji adrenalin.
Namun rupanya saya bukan orang
satu-satunya yang melakukan pengejaran kereta, ada satu lagi peserta bernama
Mariya, yang juga terlambat, sayangnya dia tidak berhasil, dia ketinggalan
kereta.