Senin, 09 April 2012


DRAMA “PENGEJARAN KERETA”

Ada yang pernah liat trailer-trailer film semacam AADC, dimana si Cinta sedang mengejar pesawat untuk bisa mengutarakan perasaannya ke Rangga, dengan segala cara ditempuh agar tidak ketinggalan pesawat. Naahhh.... Sepertinya aq mengalami hal yg hampir serupa, bedanya yang ini bukan pesawat, alat transportasi ini lebih merakyat, yakni Kereta Api. Hmmm... Ceritanya begini...

Ceritanya berawal dari ketertarikan saya untuk mengikuti Trip Jalan-jalan yang dikoordinir oleh seorang Blogger, Bagpacker & Desain Grafis hebat bernama Aliya Muafa. Blognya yang sangat delicious membuat siapapun yang membaca pasti tertarik untuk melakukan Jalan-jalan.



Trip ini diberi nama “EXPLORE JOGJAKARTA” menjelajahi objek wisata pedalaman yang belum banyak ter-ekspose banyak media. Tadinya direncanakan untuk menggunakan kereta Progo jurusan Yogyakarta, namun dikarenakan kehabisan tiket maka rombongan kami naik kereta Serayu jurusan Kroya.

Lima April Dua Ribu Dua Belas, pukul 20.50, Pasar Senen. Itulah jadwal meeting point keberangkatan menuju Yogyakarta, transit Kroya. Pukul 18.00 saya yang tidak biasanya pulang cepat ini sudah mengantri di mesin Absensi. Sesampai di kost, pukul 18.30  langsung dan berganti baju, kira-kira pukul 19.00 cabut dari kost menuju Kebon Nanas untuk mencari mobil ke Senen, bagi saya ini satu-satunya cara tercepat ke Senen.

Sesampai Kebon Nanas pukul 19.16, dan saya agak khawatir karena mobil yang saya tumpangi baru terisi 10% saja, belum ada 10 orang, feeling saya ini pasti masih ngetem lama. Saya yang kecapekan, 2 hari begadang (Nonton Barca Vs Milan, dan hari berikutnya ke acara Kick Andy, dimana pulangnya pukul 00.30, lanjut packing s/d pukul 02.00 dini hari), ketiduran di bis. Saya kaget ternyata waktu saya terbangun waktu menunjukkan 19.45 dan mobil belum berangkat. Oh my God... Jam berapa ini nanti sampai???

Pukul 20.00 bisnya berangkat juga, saya coba membesarkan hati, menjauhkan kekhawatiran, bahwa biasanya saya ke Senen, maksud saya Pasar Baru, hanya ditempuh setengah jam, dan saya segera memberitahukan kepada Mbak Aliya yang sudah sampai di Senen, bahwa saya sudah berangkat, kira-kira sampai Senen pukul 20.30.

Ternyata exit tol Tomang, terjadi kemacetan yang amat parah, mobil bergerak sangat lambat, hingga kawasan Roxy. Pukul 20.30 masih di Roxy, saya segera mengabari Mbak Aliya, “Mbak Ale, :(” dengan icon sedih, tanpa kata-kata, “Ada apa Pur? Sekarang udah dimana?” “Roxy Mbak,,, Macet..” “Sudah turun saja cari ojek..”

Terjadi kepanikan mengambil keputusan apakah akan diteruskan atau turun saja... Saya coba bertanya kepada kenek Bis, apakah bisa sampe Senen tepat waktu dan tidak ketinggalan kereta? Sang kondektur menjawab “Masih bisa, duduk lagi saja”. Dan saya pun duduk lagi, yah... jalanan mulai lancar sebentar. Namun, sampai Harmoni, terjadi lagi kemacetan, dan waktu menunjukkan 20.40. Saya sudah merasakan kepanikan yang cukup tinggi, sepertinya tidak akan sampai jika tetap di bis. Tapi... sejauh ini belum saya temukan pangkalan ojek, akhirnya saya putuskan untuk turun di Pasar Baru dan mencari ojek...

Sepuluh menit... itu yang saya butuhkan sebelum ketinggalan kereta. Yang benar saja... ini sudah seperti berlomba denga waktu.... “Bang ojek Senen Bang... Sepuluh menit harus sudah sampai!! Kalau tidak saya ketinggalan kereta.”

Saya sendiri sebenarnya tidak tahu pasti jarak Pasar Baru – Senen apakah bisa ditempuh dalam sepuluh menit, tapi itulah waktu yang saya punya.. Hanya Sepuluh menit!!!

Si Abang Tukang Ojekpun langsung tancap gas... Lalu.. tidak lama kemudian sampailah kami di Stasiun Senen. Aku pikir, sepertinya waktu yang ditempuh tidak ada sepuluh menit.

Terang saja.. Sesampai Stasiun Senen, saya tanya ke Penjaga Stasiun, “Apa Kereta Serayu sudah datang??” “Sudah mbak... Tujuh menit lagi berangkat...”

Oh My God... Thanks a lot.. Alhamdulillah... Pengejaran kereta ini berbuah hasil, tidak mengecewakan. Betul-betul menguji adrenalin.

Namun rupanya saya bukan orang satu-satunya yang melakukan pengejaran kereta, ada satu lagi peserta bernama Mariya, yang juga terlambat, sayangnya dia tidak berhasil, dia ketinggalan kereta.